Dasar : I2 + 2e 2I-
Yodometri : bila I- sebagai reduktor
Yodimetri : bila I- sebagai oksidator
Yodometri I- (+) oksidator
Yodometri : bila I- sebagai reduktor
Yodimetri : bila I- sebagai oksidator
Yodometri I- (+) oksidator
Sebagai
I- biasa dipakai KI. Reaksi dapat berlangsung dalam lingkungan asam atau
netral. Contoh :
BrO3 + 6 H+ + 6I- 3 H2O + 3 I2 + Br-
IO3 + 6H++5I- 3 H2O + 3 I2
BrO3 + 6 H+ + 6I- 3 H2O + 3 I2 + Br-
IO3 + 6H++5I- 3 H2O + 3 I2
Dalam yodometri I-
dioksidis suatu oksidator. Jika oksidatornya kuat tidak apa-apa, tetapi jika
oksidatornya lemah maka oksidasinya berlangsung sangat lambat dan mungkin tidak
sempurna, ini harus dihindari.
Cara menghindari :
Cara menghindari :
v Mempebesar
[H+]
Jika oksidasinya kuat dengan menambah H+ atau menurunkan pH
Jika oksidasinya kuat dengan menambah H+ atau menurunkan pH
v Memperbesar
[I-]
Misalnya oksidasi dengan Fe3+
Fe3+ + I- Fe2+ + ½ I2
Misalnya oksidasi dengan Fe3+
Fe3+ + I- Fe2+ + ½ I2
Dengan
mengeluarkan I2 yang berbentuk dari campuran reaksi : misalnya dikocok dengan
kloroform, karbon tetra klorida atau bisulfida, maka I2 akan masuk dalam
pelarut organis ini, sebab I2 lebih mudah larut dalam senyawa solven organic
daripada dalam air.
Cara menentukan titik akhir titrasi:
Cara menentukan titik akhir titrasi:
v Tanpa
indikator
Dapat dilakukan karena I2 dalam KI warna kuning, titrasi akhir kalau warna kuning hilang.
Dapat dilakukan karena I2 dalam KI warna kuning, titrasi akhir kalau warna kuning hilang.
v Dengan
indikator amilum
Sebab I2 + amilum menghasilkan warna biru. Makin sensitive bila berisi I- dan kurang sensitive bila larutan panas
Sebab I2 + amilum menghasilkan warna biru. Makin sensitive bila berisi I- dan kurang sensitive bila larutan panas
Yodometri adalah
titrasi yang menggunakan larutan Na2S2O3 sebagai
titran untuk menentukan kadar iyodium yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks.
Reaksi yang terjadi adalah
Oksidator +2I- I2 + reduktor
I2 + S2O32- 2I- + S4O62-S
Oksidator +2I- I2 + reduktor
I2 + S2O32- 2I- + S4O62-S
Diantara
sekian banyak contoh teknik atau dalam analisis kuanitatif terdapat 2 cara
melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secaa
lagsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri(digunakan larutan
iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secaa
kuantitatif pada titik ekivalennya). Namun,metode iodimetri ini jarang
dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan
cara tidak langsung disebut iodometri(oksidator yang dianalisi kemudian
direaksikan dengan ion iodide berlebih dalam keadaan yang sesuai yang
selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat stndar atau asam arsenit).
Reaksi-reaksi
kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan secara luas oleh analisis
titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi
yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Banyak dari
reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisi titrimetrik
dan penerapan-penerapannya cukup banyak.
Iodometri
adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi( III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi
iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn
dengan menggunakan larutan baku tiosulfat .
Oksidator + KI → I2 + 2e I2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6
Oksidator + KI → I2 + 2e I2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6
desialdilasari@apps.ipb.ac.id
ReplyDeletehttp://desialdilasari.student.ipb.ac.id
http://ipb.ac.id