Wednesday, May 1, 2013

Ditemukan Planet Pengganti Bumi



Agaknya cerita legenda bangsa Lumeria atau Atlantis yang berlangsung disekitar periode 75000 SM - 11000 SM memang benar adanya. Bahwa bumi telah mengalami evolusi yang menyebabkan pergantian kehidupan species mahluk bumi terjadi karena adanya kehancuran ekosistem bumi yang kita kenal sebagai kiamat itu. Kiamat yang terjadi karena kemajuan tekhnologi yang pada akhirnya menghancurkan kehidupannya sendiri. Namun tekhnologi yang diciptakan oleh manusia itu tidak dapat menghancurkan secara total, karena masih ada kehidupan yang tidak tersentuh tekhnologi. Ada sekelompok manusia yang memang hidup bergantung pada alam, menghindari penggunaan tekhnologi, walaupun disebut manusia primitif, mungkin mereka inilah cikal bakal manusia mendatang. Kembali kepada kehidupan yang primitif setelah bumi mengalami evolusi melalui sebuah kehancuran. Bumi akan terus mengalami rekondisi yang pada akhirnya menciptakan peradaban baru.  Jika kita lihat dari periode itu, bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.  Informasi  tentang kehidupan bangsa Lemuria tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.  Sejarah seperti akan berulang, bangsa Lumeria yang dikisahkan menguasai tekhnologi tinggi itu mampu menyelamatkan diri dengan melakukan pengungsian ke planet lain. Fenomena UFO yang dikaitkan dengan peradaban Lumeria itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu yang akhirnya tercipta tekhnologi luar angkasa.
Perburuan untuk menjawab teka teki adanya kehidupan di planet lain terus mendorong manusia melakukan perburuan koloni jagat raya. Seperti diberitakan, sekelompok ilmuwan berhasil menemukan planet baru yang dipercaya bisa jadi habitat manusia di masa depan. Objek luar angkasa ini berukuran empat kali lebih besar dari bumi yang mengorbit di bintang terdekat, Gliese 581g. Planet ini berada di zona dapat dihuni manusia di mana udara dan air dapat muncul di permukaan planet. Jika berhasil dikonfirmasi ulang, planet mirip bumi tersebut dapat menjadi planet pertama yang berpotensi untuk dihuni.  
Profesor Steven Vogt dari University of California mengatakan bahwa temuan tersebut akan menjadi fenomena yang menarik menyangkut planet yang berpotensi untuk dihuni. Mereka mampu mendeteksi planet tersebut dengan cepat, selama 11 tahun di W.M. Keck Observatory, Hawaii. Penemuan Vogt dan Paul Butler dari Carnegie Institution, Washington, ini akan dilaporkan pada jurnal Astrophysical. Laporan itu juga mengungkapkan dua planet baru di dekat bintang kerdil merah Gliese 581. Yang paling menarik, planet yang bisa dihuni tersebut berukuran empat kali bumi dan mengorbit dalam periode 37 hari, artinya perhitungan waktu tidak jauh berbeda dengan bumi. Berdasarkan pengamatan,  planet berbatu ini tampak memiliki kadar permukaan serta gravitasi yang cukup. Gliese 581 g ini terletak 20 tahun cahaya dari bumi dan berada di konstelasi Libra. Para ilmuwan itu memperkirakan bahwa temperatur permukaan rata-rata dari planet tersebut sekitar minus 31 sampai minus 12 derajat Celcius. Gravitasi permukaannya hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari bumi sehingga memungkin manusia melakukan aktivitas sebagaimana dibumi.
 Jika kita melihat naluri manusia yang mengasingkan diri dari kehidupan modern saat ini, seperti suku-suku pedalaman Irian, kalimantan, Jawa, Sumatra, mungkin mereka inilah yang akan selamat dari pertikaian antar manusia yang telah menguasai tehnologi pengahncur bumi dan isinya. Jika dikatakan fenomena kekerasan yang terjadi dalam masyarakat kita saat ini adalah sebagai gejala penghancuran, mungkin terlalu berlebihan. Namun peledakan jumlah penduduk dan berkurangnya keseimbangan alam akan menjadi masalah sosial dan ekonomi.

1 comment: