Wednesday, April 24, 2013

MANFAAT WUDHU SEBELUM TIDUR



Peneliti dari Universitas Alexsandria ,dr musthafa syahatah, yang sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas THT, menyebutkan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit dibanding orang yang tidak berwudhu. dengan ber-istisnaq (menghirup air dalam hidung) misalnya kita dapat mencegah timbulnya penyakit dalam hidung. dengan mencuci kedua tangan, kita dapat menjaga kebersihan tangan. Kita juga bisa menjaga kebersihan kulit wajah bila kita rajin berwudhu. Selain itu, kita juga bisa menjaga kebersihan daun telinga dan telapak kaki kita, artinya dengan sering berwudhu kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita.
Para pakar kesehatan di dunia senantiasa menganjurkan agar kita mencuci kaki mulut dan muka sebelum tidur. Bahkan sejumlah pakar kecantikan memproduki alat kecantikan agar dapat menjaga kesehatan kulit muka. Di samping itu tentunya anjuran untuk berwudhu juga mengandung nilai ibadah yang tinggi. Sebab ketika seseorang dalam keadaan suci. Jika seseorang berada dalam keadaan suci, berarti dia dekat dengan Allah. Karena Allah akan dekat dan cinta kepada orang-orang yang berada dalam keadaan suci.
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu') maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap 'Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci'". (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)
hal ini juga ditulis dalam kitab tanqih al-Qand al-Hatsis karangan syekh muhamad bin umar an-nawawi al-mantany. Dari umar bin harits bahwa nabi bersabda :”barangsiapa tidur dalam keadaan berwudhu ,maka apabila mati disaat tidur maka matinya dalam keadaan syahid disisi allah. Maksudnya orang yang berwudhu sebelum tidur akan memperoleh posisi yang tinggi disisi Allah dengan begitu dapat disimpulkan bahwa berwudhu sebelu tidur merupakan anjuran nabi yang harus dikerjakan bila seseorang ingin memperoleh kemuliaan disisi Allah.
v  Manfaat Wudhu Sebelum Tidur
merilekskan otot-otot sebelum beristirahat. Bisa dibuktikan dalam ilmu kedokteran bahwa percikan air yang dikarenakan umat muslim melakukan wudhu itu merupakan suatu metode atau cara mengendorkan otot-otot yang kaku karna lelahnya dalam beraktifitas. Sangat diambil dampak positifnya bahwa jika seseorang itu telah melakukan wudhu, maka pikiran kita akan terasa rileks, badan tidak akan terasa capek.

v  mencerahkan kulit wajah. Wudhu dapat mencerahkan kulit wajah karena kinerja wudhu ini menghilangkan noda yang membandel dalam kulit. Kotoran-kotoran yang menempel pada kulit wajah kita akan senantiasa hilang dan tentunya wajah kita menjadi cerah dan bersih.

v  didoakan malaikat. Dalam sabda Beliau yang disinggung pada bagian atas, malaikat akan senantiasa memberikan do’a perlindungan kepada umat muslim yang senantiasa wudhu sebelum tidur. Padahal malaikat adalah makhluk yang senantiasa berdzikir kepada Allah. niscaya do’anya akan senantiasa dikabulkan pula oleh Allah. Oleh karena itu, senantiasa berwudhu itu adalah hal yang wajib kita lakukan. Fenomena Meninggal Dunia Saat Tidur Dalam Sunnah
Jauh-jauh hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sudah memberikan bimbingan dalam tidur agar tidak menimbulkan bahaya, di antaranya tidur sambil miring ke kanan, tidak tidur sambil tengkurap. Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, Pernah suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati seseorang yang tidur tengkurap di atas perutnya, lalu beliau menendangnya dengan kakinya seraya bersabda,
"Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang tidak disukai Allah Azza Wa Jalla." (HR. Ahmad dan Al-Hakim).
Sesungguhnya sebab kematian itu bermacam-macam, namun kematian tetaplah satu. Selain Sleep Apnea masih ada sebab lainnya yang menjadi media datangnya kematian. Karenanya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan tips terbaik bagi umatnya dalam menghadapi kematian yang datangnya tak terduga ini. Disebutkan dalam Shahihain, dari sabahat al-Bara' bin Azib radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya"Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat." (HR. Bukahri dan Muslim).
Dalam menjelaskan faidah dari perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini, Al-Hafidz Ibnul Hajar menyebutkan hikmahnya, di antaranya yaitu: Agar dia tidur pada malam itu dalam keadaan suci supaya ketika kematian menjemputnya dia dalam keadaan yang sempurna. Dari sini diambil kesimpulan dianjurkannya untuk bersiap diri untuk menghadapi kematian dengan menjaga kebersihan (kesucian) hati karena kesucian hati jauh lebih penting daripada kesucian badan.
Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menyebutkan tiga hikmah berwudlu sebelum tidur (yang maksudnya tidur dalam keadaan suci). Salah satunya adalah khawatir kalau dia meninggal pada malam tersebut. Abdul Razak mengeluarkan sebuah atsar dari Mujahid dengan sanad yang kuat, Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata, "Janganlah engkau tidur kecuali dalam kondisi berwudlu (suci), karena arwah akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat dia dicabut."

AKU



Tanggal 10 desember 1993 tepatnya pukul 03.00 WIB di desa kecil yang jauh dari keramaian kota besar, sunyi dan hening, aku terlahir dengan selamat dari rahim seorang ibu dengan penuh perjuangan, dengan kasih sayang dan segala cintanya aku dibesarkan hingga sekarang, tak terhitung seberapa lelah dan sakitnya ia membesarkanku yang aku tau ibu selalu berkata” Jangan Pernah Kecewakan Ibu”.
Sejak kecil aku telah diajarkan untuk mengenal tuhanku dengan masuk ke sekolah agam disaat umurku masih 4 tahun, meski belum tertanam keiklasanku untuk mengaji dan sholat 5 waktu tapi dengan kebiasaan yang sering membuatku makin tertanam untuk selalu dekat dengan sang penguasa bumi ini. Beranjak 5 tahun aku masuk ke taman kanak-kanak untuk mengenalkanku mengenai pembelajarn yang lebih lagi, bila diingat lagi yang aku rasakan saat bersekolah di TK adalah seru, lucu dan geli. Saat itu aku yang masih polos, berangkat sekolah dengan dua kucir di kepala dengan tas gambar winy the pooh yang isinya bekal makan, buku tulis dan tempat pensil. Pulang dari sekolah sekitar jam 10.00 WIB. Setelah itu dilanjut lagi main dirumah bersama teman-teman yang satu sekolah di TK karena rumah kami memang berdekatan. menjelang untuk sekolah agama aku pulang mandi dan siap-sipa untuk berangkat ke sekolah agama pulangnya sekitar jam 16.00 WIB. Pulang ke rumah dan biasanya langsung main lagi sampe menjelang magrib, kegiatanku sejak kecil memang dihabiskan bermain bersama teman-teman sebayaku. Setelah magrib ibu selalu membingbingku untuk mengerjakan tugas, sebenarnya bukan tugas yang susah kalo pikirkan saat sekarang hanya menggambar, mewarnai dan belajar menulis dibuku cetak (biasanya digunakan oleh anak-anak yang masih dalam  tahap pembelajaran).
Setelah lulus dari TK Aku masuk ke sekolah dasar temapatnya lumayan jauh sekita 2 km dari rumah, bila berangkat sekolah aku sama teman-teman selalu janjian supaya berangkat bersama tanpa menggunakan kendaraan tapi kami jalan kaki bersama-sama, disaat awal aku masuk ke SD aku sering mengeluh karena cape dengan perjalanan sejauh itu untuk seusia ku saat itu, tapi ibu selalu memberi pengertian untuk tidak manja. Masuk ke kelas 1 pelajaran yang diberikan masih bersifat pembelajaran dasar, barulah setelah kelas 2 dimulailah tingkat pembelajaran yang lebih rumit ditambah dengan gurunya yang galak sampai pernah satu kali aku pulang terakhir gara-gara tidak bisa mengerkajan tugas matematika untung ada temanku yang mau membantu mengajariku sehingga aku bisa pulang, sampe dirumah aku cerita pada ibuku, ibu hanya menanggapi dengan senyuman saja, tapi pas malam harinya setelah aku beres belajar ada tambahan tugas dari ibu aku disuruh menghapal perkalian 1-3 dan itu harus hapal, jika tidak hapal maka aku tidak diizinkan untuk  tidur dulu sebelum semuanya perkalian yang tadi ibu suruh hapal semua, betul-betul penyiksaan buatku, sekejam itukah ibuku sampai mataku berairpun ibu tidak mengijinkanku tidur rasanya seperti tinggal dengan ibu tiri. Kebiasaan mengahapal pekalian itu berlanjut sampai aku kelas IV SD. Memasuki kelas VI saat yang paling menentukan karena UN telah di depan mata.
Saat menjelang UN perasaan yang aku rasakan biasa saja, karena sewaktu SD UN itu tidak terlalu dipikirkan bagi kami, yah namanya juga anak baru masuk sekolah, dan setelah UN terlewati aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan (tapi tetap saja menurut ibuku itu jelek dan harus lebih bagus lagi).
Aku melanjutkan sekolahku ke SMP N 2 Buahdua, letaknya lumayan jauh, bila berangkat aku menggunakan angkutan yang biasa menjadi “abudemen” dari desaku menuju ke SMP. Mulai dari SMP aku diajarkan untuk mengelola uang, setiap minggunya aku dibekali uang oleh ibuku Rp 40.000,- itu harus cukup untuk kebutuhan aku selama 1 minggu termasuk untuk membeli peralatan khusus wanita, dan yang lebih hebatnya lagi tidak ada uang tambahan yang diberikan meskipun aku merengek-rengek minta uang lagi (kecuali kalo aku ngambil sendiri uangnya). Kalo di SD petama masuk langsung perkenalan biasa tapi lain halnya dengan SMP ada yang namanya MOS (Masa Orientasi Siswa) itu seperti pengenalan sekolah tetapi bedanya ada aturan-aturan tertentu yang di buat oleh panitianya untuk para calon siswa baru. MOSnya tidak terlalu ribet buat aku tapi yang ribet malah ibuku, karena dia yang menyiapkan segala sesuatunya (itulah moment baik ibuku, meurusi segala sesuatu yang bersangkutan dengan MOS). Setelah MOS selesai aku dan para siswa yang baru resmi menjadi siswa disana.
Memasuki kelas VII aku kebagian kelas VII-D itu kelas paling terakhir, tapi jangan salah meskipun terakhir bukan berarti penyisaan, terbukti ketua OSIS yang menjabat pada periode kami adalah teman sekelasku dan kebanyakan para anggota OSISnya juga dari kelas aku (ha.ha bangga), lanjut ke kelas VIII-B dikelas inilah aku bertemu dengan seorang teman yang baik sekali, bisa dikatakan “Sahabat”, kemana-mana kami selalu bersama, sampai pada saat ada study toor aku sengaja bayar dulua ongkosnya supaya bisa memilih tempat duduk untuk berdua dengannya, kisah persahabatan kami memang singkat karena saat kelas IX kami tidak sekelas lagi aku kelas IX-C dan dia kelas IX-B, tetapi komunikasi masih bisa berjalan meskipun tidak satu kelas hanya ada sedikit pembatas saja, setelah berjalan kurang dari 3 tahun aku menuntut ilmu hari yang paling mnedebarkan yaitu Ujian Nasional, rasanya deg-degan banget beda dengan apa yang aku rasakan saat UN di SD, meskipun begitu aku tetap lulus dengan nilai yang cuku lumayan, berencana untuk lanjut ke SMA aku mendaftar ke SMA 1 Cimalaka, SMA itu bisa dikatakan SMA ke-2 terbagus, maka dari itu aku ingin bisa bersekolah disana, tapi jalan tuhan memang tidak disangka aku tidak lolos dalam seleksi masuk jalur rapot saat itu, rasanya sedih dan kecewa, memang masih ada harapan dengan jalur Nem tapi aku tidak mengabil jalur itu, karena aku pikir bila mengandalkan nilai Nem yang aku punya, kesempatannya hanya sedikit banyak seklai pendaftra yang mencoba lewat uang tutup mulut bagi mereka yang beruang sedangkan aku hanya mengandalkan nilai yang seadanya, maka aku putuskan untuk mendaftar ke SMA 2 Cimalaka yang tempatnya tidak jauh dari SMA 1 Cimalaka, bila SMA 1 tempatnya di pinggir jalan kalo SMA 2 itu ada di kaki gunung, tapi jangan salah pemandangannya keren dan kalo pagi-pagi udaranya sangat menyegarkan.
Seperti pada SMA biasanya, sebelum resmi menjadi siswa SMA tersebut harus ada MOS. Tidak jauh beda dengan MOS saat SMP kegiatannya hamir sama hanya saja MOS di SMA lebih tegas dan banyak sekali persyratannya, ditambah dengan aku yang memutuskan untuk kos karena jarak dari rumah menuju SMA sangat jauh, aku harus mempersiapkan segala kebutuhan MOSku sendiri. Itulah saat dimana aku menyadari peran ibu sangat berarti buatku “ LOVE YOU MOM”, dengan adanya teman-teman kosan yang sudah lebih dulu masuk, aku sering dibantu oleh mereka termasuk oleh ibu kosannya, masa-masa aku di SMA sangatlah berkesan sekali, sejak masuk SMA aku diajarkan untuk belajar hidup mandiri dan yang paling berharga adalah aku diajarkan untuk bisa lebih dewasa, dewasa dalam pemikiran, keuangan dan menjaga nama baik dan keluarga, setiap aku pulang tidak hentinya ibu selalu menasehati aku untuk bisa menjaga diri dan jangan sampai mengecewakannya, terkadang aku sering kesal sendiri dengan semua nasihat ibu, aku ingin ibu tidak terus-terusan menasehatiku karena aku juga paham dan tidak mungkin mengecewakanya dengan segala perjungan yang telah mereka berika untukku.
Bila di kelas X kami masih belajar dengan semua mata pelajaran, setelah masuk kelas XI kita diwajibkan untuk memilih satu jurusan yang tersedia di SMAku, setelah mempertimbangkan dan berdiskusi dengan orang tuaku aku memilih jurusan IPA, aku masuk ke kelas XI-IPA 2, bertemu dengan teman-teman baru suasana yang baru dan sangat ramai dan bising tapi seru dan menyenangkan, disana aku merasakan yang namanya kekeluargaan yang sangat kuat, mereka teman-teman terbaikku mereka sangat menyenangkan. Banyak suka duka yang kita alami bersama, termasuk saat kita bareng-bareng mengerjakan remedial kimia hingga larut malam. “Kimia” adalah mata pelajaran yang sangat tidak disukai oleh kelas kami dikarenakan gurunya yang sinis dan menyebalkan dan juga pelajaran kimia itu sangat membuatku pusing. Dan keseruan yang paling gilanya saat kita ngerayain ulang tahun wali kelas kita itu benar-benar drama yang menegangkan, sampai-sampai wali kelas hampir marah besar, tapi untungnya yang bawa kue ulang tahun pas banget di saat suasana memuncak.
Kami mempunyai nama kelas yaitu “E-DUCI” singkatan dari Exsak 2 Cimalaka. kebersamaan kami terasa singkat, baru saja melewati kisah yang sangat bahagia kami harus terpisahkan oleh keadaan, kita memilih jalan masing-masing untuk menggapai cita-cita. Rasanya sedih, sedih dan sedih sekali. Sahabat sejati yang tak pernah lelah memberikan tawa, kebahagian dan kasih sayang, berat untuk melepaskan semua yang telah terkenang bersama E-Duci. Sepenggal kata utnuk E-DUCI.
“ kawanku, sahabatku, keluargaku taukah kalian aku sangat merindukan kalian, rasa ini begitu sulit untuk aku lepaskan, kapan semuanya bisa terulang lagi, aku tak menemukan sahabata sejati seperti yang kita jalin bersama. Tak ada agi kisah manis yang terukir dalam ingatanku, aku ingin bisa bersama kalian lagi. Kalian sempurna untukku, aku butuh hangatnya suasana saat kita bareng-bareng, riuhnya suasana kelas, tangisan bersama saat berduka. Aku sangat merindukan itu semua, saat aku sedang ada masalah kalian yang selalu membantuku untuk menyelesaikan semuanya. Tapi sekarang disaat aku terpuruk uluran tangan dan kata bijak kalian tak lagi dapat aku rasakan, aku hanya bisa menangis sendiri menunggu semuanya bisa berakhir, aku hanya bisa menyelesaikan semuanya tanpa nasihat drai kalian lagi. Langkah ini begitu sulit untuk aku jalani, berta sekali. janji yang pernah terucap itu masih aku tunggu. Kita akan bersama lagi saat semua tugas kita selesai, kita memnag sukses di jalan yang berbeda tapi kita akan bersama lagi saat sukses itu telah tiba”
Kisah bersama E-Duci sangatlah berarti untukku, walau semuannya harus terpisahkan tapi aku yakin kita akan bersama kembali. Sahabat yang seperti mereka yang aku yakini akan tetap ada. Acara perpisahan adalah puncak dari kesedihan kami, sempat kami berencana untuk tidak hadir dalam acara perpisahan itu, tapi apakah mungkin bisa kami juga harus memikirkan kesakralan acara yang telah dirancang oleh panitia sebagai hajatan untuk kami, tanpa memperhatikan berlangsungnya acara, perisahan angkatan 2012-2013 telah selesai dilaksanakan sepertinya aku tidak akan kuat untuk saat-saat ini, semua hanya bisa terdiam diam di sudut paling belakang gedung, tanpa kata-kata kami hanya bisa melampiaskannya dengan tangisan, ya semua telah berkahir perpisahan yang harus memisahkan kita, senyum terakhir, tatapan terakhir dan tangis terakhir kami sama-sama. Sering aku berpikir kenapa harus ada perpisahan ini, kami terlalu erat untuk dipisahkan, bila boleh meminta jangan paksa kami untuk berpisah. Semua seperti mimpi buruk bagiku, kenapa disaat aku mulai menemukan kebahagian diluar keluarku semuanya harus berakhir seperti ini, ini terlalu singkat bagiku.
Kata yang terucap untuk terakhir kalinya “ Berjanjilah kita akan bertemu lagi disini setelah kita sukses nanti”. Kata-kata itu menjadi semangatku untuk menjadi orang sukses dan bisa berkumpul lagi dengan mereka. Terima kasih ya Allah aku telah dipertemukan dengan mereka, keluarga kecilku “E-Duci” 
Aku diterima di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil bandung, sekolah kedinasan di bidang tekstil, sebetunya kedua orang tuaku setengah hati untuk menyekolahkanku di STTTeksil karena daerah bandung sangat mahal sekali biayanya. Tapi aku terus memaksa dengan perjanjian aku harus belajar dengan giat supaya dapat beasiswa, beban tapi juga penyemangat bagiku meskipun di semester awal ini nilaiku kurang memuaskan tapi di semester dua aku harus bisa menggapai nilai yang lebih baik lagi, niatku kuliah adalah untuk kebahagian kelugaku, mereka adalah segalanya bagiku. Aku adalah anak satu-satunya dan masa tua mereka ada ditanganku, dengan memohon ridho dan kemurahan dari Allah SWT aku selalu meminta kemudahan untuk segalanya dan juga kesehatan kedua orang tuaku juga keluargaku.