PENGHANIAN POLOS
1.
Maksud
dan tujuan
a. Mengetahui
proses penghitungan untuk menentuka rencana penghaniannya.
b. Mengetahui
dan memahami langkah kerja penghanian polos.
2.
Teori
dasar
Teori dasar Penghanian adalah proses penggulungan
benang pada beam baik itu secara langsung maupun tidak langsung dengan jumlah
helai tertentu dan panjang tertentu. Proses ini menjadi sangat penting dalam
tahap mempersiakan proses pertenunan karena pada saat proses pertenunan benang
mengalami gesekan – gesekan ataupun gaya – gaya dari mesin tenun yang
digunakan.
Persyaratan
pada boom tenun yang baik:
·
Benang yang digulung harus sama panjang.
·
Letak benang yang digulung harus sejajar.
·
Benang yang digulun pada boom tenun harus penuh.
·
Letak benang pada boom tenun harus lebih lebar 1”-2”
dari lebar disisir tenun.
·
Panjang benang harus lebih panjang dari panjang kain
yang akan ditenun (harus memperhitungkan faktor mengkeret dan limbah).
·
Permukaan benang pada boom tenun harus rata.
·
Cakra boom tidak boleh miring.
·
Putus benang harus sedikit mungkin (1-2 kali putus /
1.000.000 yard)
Warping
adalah salah satu bentuk persiapan yang dilakukan untuk membuat beam lusi.
Proses penghanian pada umumnya melalui tahapan-tahapan berikut :
·
Perencanaan, ini dilakukan untuk menghitung kapasitas
crell yang digunakan yang akan disesuaikan dengan jumlah total lusi (Total End)
yang akan direncanakan.
·
Penyusunan, ini
dilakukan dengan menempatkan bobin-bobin benang lusi pada creel mesin hani
sesuai dengan rencana haninya.
·
Pembuatan
(manufacturing), yaitu pembuatan beam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3.
Alat
dan bahan
a. Benang
dengan jumlah yang telah ditentukan warna putih.
b. Mesin
warping.
4.
Langkah
kerja
a. Membuat
rencana penghanian.
b. Memasang
benang pada crel dengan jumah benang yang telah ditentukan.
c. Lewatkan
benang pada penghantar.
d. Cucuklah
benang pada sisir silang
e. Selanjutnya
cucuk benang pada sisir hani.
f. Benang
yang telah disatukan langsung dan dikaitkan pada tambur.
g. Samakan
kedudukan benang pada tambur
h. Nyalakan
mesin.
5.
Hasil
praktikum
Gambar
skema mesin warping
Dik:
· Crell
terpasang = 60
· No
sisir hani = 30
· Tetal
lusi 40 helai/inci
· Panjang
penghanian = 100 m
· Lebar
kain 30”
· Mengkeret
pakan 5%
· Kapasitas
crell 230 cone
Jawab
a. Jumlah
lusi total = TL × LK
= 40 helai/inci × 30 inci
= 1200 helai
b. Lebar
penghanian = LK + (% Mp × LK)
= 30 + (× 30)
= 31,5 inci
c. Jumlah
band =
=
= 6 band
d. band =
=
= 20 band
e. Lebar
band 1 – xx =
=
= 1,57
inci
f. Cucukan
pada sisir hani = ×
=
×
=
2,5 helai/lubang
g. Jumlah
lubang pada sisir hani terpakai = × lebar
band
= × 1,57
= 23,55 atau 24 lubang
h. Cucukan
pada sisir hani =
=
=
helai/lubang
6.
Diskusi
Proses pencucukan sering kali mengalami kendala,
dikarenakan kesalahan dalam pencucukan juga kekeliruan dalam menentukan cucukan
atas atau bawahnya. Kesalahan ini sering kali baru diketahui saat telah
dimulainya proses penggulungan pada tambur.
7.
Kesimpulan
Teori dasar Penghanian adalah proses penggulungan benang pada beam baik itu
secara langsung maupun tidak langsung dengan jumlah helai tertentu dan panjang
tertentu. Proses ini menjadi sangat penting dalam tahap mempersiakan proses
pertenunan karena pada saat proses pertenunan benang mengalami gesekan –
gesekan ataupun gaya – gaya dari mesin tenun yang digunakan.
Sebelum memulai proses warping kita harus membuat rencana
hani terlebih dahulu. Rencana hani ini dimaksudnkan untuk mengtahui jumlah band
juga jumlah cucukan pada sisir hani.
PENGHANIAN CORAK
1.
Maksud
dan tujuan
c. Mengetahui
proses penghitungan untuk menentuka rencana penghaniannya.
d. Mengetahui
dan memahami langkah kerja penghanian corak.
2.
Teori
dasar
Teknik
Penghanian (warping):
a. Sectional
warping - Seksi /ban - Sisir hani - Menghani dengan tetal sesungguhnya.
b. Direct
warping - Bearn hani - Sisir expansi - Menghani dengan lebar kain sesungguhnya.
Contoh penghanian corak
Corak
Kain:
1
rapot terdiri dari (helai) :
· 2 hitam
· 2 hijau
· 12
putih
· 4 kuning 36
helai/rapot
· 12
putih
· 2 hijau
· 2 putih
a. Jumlah
Lusi Total
∑ lusi total = 45 helai/” x 10”
=
450 helai
b. Lebar
Menghani
lebar menghani =
10” +
=
10,5”
c. Jumlah
Corak Maksimum
∑
corak =
=
= 12,5 rapot
Maka 12 rapot corak utuh + 0,5 rapot
pinggir kain
pinggir
kain = 0,5 rapot x 36 helai/rapot
= 18 helai → masing-masing 9 helai
kiri dan kanan
d. Jumlah
Creel Terpasang
∑ creel terpasang = 2 rapot corak
=
2 x 36
=
72 creel
e. Jumlah
Ban
∑ ban =
=
6,25 ban
f. Lebar
Ban
lebar ban I dan VI = x 10,5” = 1,89”
lebar ban II-V =
x 10,5” = 1,68”
g. Jumlah
Lubang Sisir Hani Terpakai
∑ lubang sisir
hani = x 1,89”
= 28,35 lubang 29 lubang
1. Cucukan
pada sisir hani
cucukan (t) =
=
2,85 helai/lubang 3 helai/lubang
2
Alat
dan bahan
c. Benang
dengan jumlah yang telah ditentukan warna putih.
d. Mesin
warping.
3
Langkah
kerja
a. Membuat
rencana penghanian.
b. Memasang
benang pada crel dengan jumah benang yang telah ditentukan.
c. Lewatkan
benang pada penghantar.
d. Cucuklah
benang pada sisir silang
e. Selanjutnya
cucuk benang pada sisir hani.
f. Benang
yang telah disatukan langsung dan dikaitkan pada tambur.
g. Samakan
kedudukan benang pada tambur
h. Nyalakan
mesin.
i.
Hasil
praktikum
Gambar skema mesin warping
Dik :
· Kapasitas
creel = 80 cones
· No
sisir hani = 30
· Tetal
lusi 40 hl/inci
· Panjang
menghani = 100 m
· Lebar
kain = 30”
· Mengkeret
pakan = 5%
· Badan
kain = 6 hijau, 4 hitam, 10
putih, 4 hitam, 6 hijau.
· Pinggir
kain 16 helai putih
Jawab
a. ∑
lusi total = 40 x 30 + (2 x 16)
= 1232 helai
b. Lebar
penghanian = 30” + (× 30)
=
31, 5
c. ∑
corak lus selebar kain = =
40 repeat
d. ∑
corak terpasang pada crell = =
=
2,6 atau 2 corak
e. ∑
band = =
20 band sisa 32 helai
f. Lebar
band 1dan xx = ×
31,5
= 1,94”
g. Lebar
band II – XIX = ×
31,5
= 1,53”
h. Cucukan
pada siisr hani
· Band
I dan XX = ×
lebar band
= ×
1,94
= 29,1 lubang atau 30 lubang
· Cucukan
=
=
2,53
· Band
II-XIX = ×
1,53
= 22,95 atau 23 lubang
· Cucukan
=
=
2,60 helai
j.
Diskusi
Pada proses warping bercorak ini, crell paling atas sudut
merupakan crell dengan nilai teratas dan crell sudut paling bawah adalah crell
dengan nilai paling kecil, kesulitan yang dihadapi masih tetap sama seperti
halnya pada penghanian polos. Kesalahan dalam pencucukan masih tetap terulang.
Dan pada saat benang disilangkan ternyata kami salah memasukan benang sehingga
tidak didapat silangan sebagaimana mestinya.
k.
Kesimpulan
Teknik
Penghanian (warping):
c. Sectional
warping - Seksi /ban - Sisir hani - Menghani dengan tetal sesungguhnya.
d. Direct
warping - Bearn hani - Sisir expansi - Menghani dengan lebar kain sesungguhnya.
Pada penghanian bercorak
perhiutngan yang dilakukan sedikit berbeda karena pada rencana haninya kita
harus menghitung jumlah corak lusi juga sisa dari jumlah band yang bernilai
tidak genap.
LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN
PERTENUNAN
PROSES WARPING (PENGHANIAN)
Disusun oleh : Wiwin erwinasari
Jurusan : Teknik Tekstil
NPM
: 12010069
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
2013-2014
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment